Kapan Terakhir Kali Anda Benar-Benar Mengambil Napas?
Kapan
terakhir kali Anda benar-benar merasa hidup dan terhubung dengan sesuatu yang
lebih besar? Bukan hanya napas yang diambil setelah seharian beraktivitas atau
untuk menenangkan diri, tetapi napas yang benar-benar membuka seluruh tubuh
Anda dan mengingatkan Anda bahwa Anda hidup dan terhubung.
Mari
kita lakukan latihan sederhana dan penuh kesadaran. Berhentilah sejenak.
Duduklah dengan nyaman. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung Anda. Biarkan
napas itu mengisi perut Anda. Tahan sejenak dan rasakan denyut kehidupan itu.
Sekarang, lepaskan napas perlahan. Rasakan aktivasi yang menenangkan dimulai
saat Anda melepaskan napas.
Ahhh.
Terasa nikmat, bukan? Namun, ini bukan hanya tentang perasaan nikmat. Namun Napas Ini adalah SEGALANYA.
Napas
Itu segalanya dan Itu adalah sangat sakral. Itu adalah נִשְׁמַ֣ת חַיִּ֑ים
—"Napas Kehidupan"—dan itu ada di sana dalam puisi penciptaan
Ibrani: Nishmat Hayyim . Itu yang membuat kita lebih dari sekadar
kumpulan sel, lebih dari sekadar jumlah bagian-bagian kita. Itu adalah נֶ֥פֶשׁ
חַיָּֽה , Nephesh Hayya , makhluk hidup, diri yang peka. Napas
ini—itu menghubungkan kita dengan awal waktu, dengan Yang Ilahi, dengan satu
sama lain. Orang-orang kuno mengetahuinya ribuan tahun yang lalu, dan sains
hanya memperkuat apa yang selalu kita ketahui.
Sekarang
mari Berhenti sejenak.
Tarik
napas dalam mungkin. Tarik napas melalui hidung, perlahan, dalam, isi
paru-paru, kembangkan perutmu. Tarik napas נִשְׁמַת חַיִּים
(Nishmat Hayyim), "Napas Kehidupan," dan hembuskan ketegangan,
kekacauan, gangguan, kebisingan. Ini adalah pertukaran ilahi yang terjadi
dengan setiap napas, undangan untuk merangkul kehidupan sepenuhnya di saat ini.
Dan
berbicara tentang air, mari tambahkan elemen tandingan API ke dalam campuran
saat kita melakukannya! Ada permainan kata yang cerdas dan sangat relevan dalam
bahasa Ibrani yang ingin saya bagikan kepada Anda. Kata Ibrani untuk
"surga" adalah שָׁמַיִם (shamayim). (Catatan tambahan:
"Surga" dalam bahasa Ibrani tidak merujuk ke tempat yang Anda
kunjungi setelah Anda meninggal; itu merujuk pada pemerintahan Shalom,
kedamaian di bumi! Jika Anda uraikan, אֵשׁ (esh) berarti "api" dan מַיִם
(mayim) berarti "air." Para Rabi kuno mengatakan itu seperti
seseorang mengambil api dan air, berlari ke tengah ruangan, dan mereka bersatu
menjadi satu kata: Surga!
Pikirkanlah
sejenak
Dua
kekuatan yang tampak bertentangan, api dan air, bisa bersatu untuk menciptakan
keseimbangan dan kemungkinan. Itulah hakikat surga, yang ada di dalam
pernapasan kita sehari-hari. Saat hal-hal yang berlawanan bertemu dan
keseimbangan tercapai, kita merasakan kehidupan bersatu dalam diri kita.
Berbicara
tentang momen—ambil napas lagi bersama saya. Kali ini, saat Anda menarik napas,
bayangkan Kesadaran Kolektif Ilahi atau Abadi atau Kasih Sayang Universal (apa
pun sebutan Anda!) bernapas bersama Anda, di dalam diri Anda, mengisi Anda
dengan percikan kehidupan itu!
Siap?
Tarik napas… tahan sebentar…
Sekarang,
hembuskan napas panjaaaaang itu…
Rasakan
energi ilahi mengalir melalui Anda; hiruplah alam semesta dan biarkan ia
meresap jauh ke dalam jiwa Anda!
Anda
lihat, bernapas berarti berpartisipasi dalam keseimbangan itu. Itulah irama
ilahi yang mengalir melalui segala sesuatu. Bahkan orang-orang bijak Yahudi
mengajarkan bahwa napas menghubungkan kita secara langsung dengan yang suci.
Mereka mengaitkan pernapasan dengan kehadiran Ilahi dan nama Tuhan, huruf-huruf
Yod, He, Waw, Heh…. Kedua suku kata itu berhubungan dengan tarikan dan hembusan
napas tunggal. Para Rabi berpikir bahwa setiap kali kita menarik napas, kita
mengucapkan nama Tuhan. Dan saya sangat menyukai konsep praktis itu!
Rabi
dan filsuf Abraham Joshua Heschel, salah satu pemikir hebat dan aktivis sosial
lintas agama di abad ke-20, dan salah satu pemikir favorit saya, memahaminya!
Ia berkata, “Tugas kita adalah membersihkan, menerangi, memperbaiki.”
Membersihkan, seperti setiap hembusan napas yang melepaskan sampah kita.
Mencerahkan, seperti momen kejernihan dalam meditasi. Dan memperbaiki—terlibat
dalam praktik kuno Tikkun Olam, memperbaiki dunia. Dan izinkan saya memberi
tahu Anda, dunia kita perlu diperbaiki secara serius saat ini!
Namun,
kita tidak dapat memperbaiki dunia jika kita kehabisan tenaga. Anda tahu apa
yang saya maksud? Kita harus berhenti sejenak. Kita harus bernapas. Saya pikir
itulah sebabnya napas begitu sering muncul dalam tradisi kita. נִשְׁמַ֣ת
חַיִּים - napas kehidupan - napas ini adalah pengingat untuk
memperlambat langkah, untuk mengingat bahwa kita hidup, bahwa kita terhubung.
Tenanglah........
Dalam
kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, seringkali kita lupa untuk
berhenti dan bernapas. Kegiatan sehari-hari, tugas, dan tanggung jawab
seringkali membuat kita terlalu terfokus pada hal-hal yang perlu dilakukan,
sehingga kita lupa untuk menghargai momen-momen kecil yang ada di sekitar kita.
Artikel ini akan membahas pentingnya bernapas dan bagaimana kita dapat
menemukan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari dari perspektif Kristen.
Ketenangan dalam Alkitab
Dalam
Alkitab, kita dapat menemukan banyak ajaran tentang pentingnya ketenangan dan
kepercayaan kepada Tuhan. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah
kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes 14:27, "Damai sejahtera yang Kuberikan
kepada kalian, damai sejahtera yang tidak seperti damai sejahtera dunia ini.
Janganlah kalian terkejut dan janganlah kalian takut."
Yesus
mengajarkan kita bahwa damai sejahtera yang Dia berikan tidak seperti damai
sejahtera dunia ini. Damai sejahtera yang Dia berikan adalah damai sejahtera
yang datang dari kepercayaan dan hubungan dengan-Nya. Bernapas adalah
cara untuk menghubungkan diri kita dengan Tuhan dan menerima damai sejahtera
yang Dia berikan.
Soli Deo Gloria........!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar